Berbagi Ilmu : Komponen Elektronika yang Terdapat di Sepeda Motor

Saturday, May 2, 2015

Komponen Elektronika yang Terdapat di Sepeda Motor


Pada kesempatan kali ini saya coba membahas apa saja komponen-komponen elektronika yang terdapat di sepeda motor, baik sepeda motor manual maupun jenis matic.
Sebuah sepeda motor tentu saja membutuhkan komponen-komponen elektronika sebagai pelengkap dan juga asesorisnya. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah :
1. Lighting/Bulb
2. Speedometer
3. Switch/saklar
4. Relay Winker
5. Relay Starter
6. Fuel Unit
7. Fuse
8. Horn
9. Wiring Harness

1. Lighting/Bulb 
klik gambar untuk perbesar
Penerangan pada sepeda motor menggunakan bola lampu pijar biasa ataupun bola lampu halogen yang ditempatkan dalam sebuah reflector untuk memfokuskan arah cahayanya.
Penerangan ini digunakan untuk headlight, tail light, stop light, positional light, turn indicators, dan lain-lain. Kesemua lampu itu memiliki spesifikasi tersendiri yang harus dipenuhi sesuai standard yang berlaku. Misalnya untuk head light, harus memiliki intensitas cahaya yang memadai yang sesuai standard. Warna lens penutup lampu juga harus sesuai dengan fungsinya. Tail light dan stop light, harus terlihat berwarna merah. Winker light, harus terlihat berwarna kuning. Semuanya itu untuk safety dan regulasi yang sudah ditetapkan.
Secara umum, lighting untuk sepeda motor dibagi menjadi 2 jenis, yaitu dengan sumber AC dan sumber DC. Penerangan dengan sumber AC, supply arus listrik diambil langsung dari AC Generator, sedangkan penerangan type DC, supply arus listrik diambil dari Battery atau dari AC Generator yang sudah disearahkan menggunakan regulator rectifier.





Karakteristik Lampu Halogen
klik gambar untuk perbesar

Type lampu/bulb/bohlam yang digunakan umumnya ada 2 jenis, yaitu Incandescent bulb (lampu pijar biasa) dan Halogen bulb (lampu halogen).

Pada lampu halogen, halogen diisikan pada bulb (bohlam). Jika tungsten pada filament menguap, uapnya dikombinasikan dengan halogen dan dikembalikan pada filament sehingga temperatur filament naik ke level maksimum. Akibatnya, temperatur warna akan naik dan didapatkan cahaya putih yang lebih terang. Selain itu, bohlam tidak akan menghitam karena penguapan tungsten tidak akan masuk ke dalam bulb ataupun menempel pada bohlam sehingga kecerahan bohlam tidak akan berubah sampai bohlam diganti.

Namun lampu halogen juga menghasilkan beban temperatur yang tinggi saat menyala dan bila kita sentuh bohlam dengan tangan, minyak dari tangan akan menempel pada bohlam. Efeknya pada iluminasi yang menurun serta memperpendek umur bohlam itu sendiri.

Dengan konsumsi daya yang sama dengan lampu pijar biasa, lampu halogen memiliki intensitas cahaya yang lebih tinggi.

2. Speedometer
Ada dua jenis speedometer yang saat ini umum dipakai, yaitu yang type analog dan type digital. Speedometer Digital, komponen elektronika di dalamnya lebih kompleks dan rumit karena semua informasi analog dikonversi menjadi output digital.

Pada speedometer analog, perangkat elektrik yang ada hanyalah pada kumparan jarum penunjuk kecepatan, kumparan jarum fuel meter, dan kumparan tachometer.

Dengan memanfaatkan induksi magnetik, putaran roda disalurkan melalui kabel speedometer sehingga menghasilkan arus listrik dan menyebabkan jarum speedometer bergerak. Gerakkan tersebut akan menunjuk pada angka tertentu, sehingga kita dapat mengetahui kecepatan kendaraan kita.

Sedangkan pada type digital, informasi analog (putaran roda) ini dikonversi terlebih dahulu melalui suatu perangkat elektronik yang disebut ADC (Analog to Digital Converter), kemudian ditampilkan melalui display yang bisa langsung kita baca berupa angka-angka. Perbedaan dasar dari kedua jenis speedometer ini hanyalah pada komponen di dalamnya. Type Analog, cenderung lebih banyak menggunakan prinsip mekanis dan hanya sedikit fungsi elektrik yang digunakan. Pada Speedometer Digital, justru sebaliknya. Informasi Analog ini dikonversi menjadi informasi Digital dengan ADC baru kemudian ditampilkan pada display.

3. Switch / Saklar
Switch atau saklar merupakan peralatan yang berfungsi untuk memutus atau menyambung suatu hubungan kelistrikan. Berdasarkan koneksi kontak switchnya, kita mengenal dua jenis switch, yaitu type Normally Open (NO) dan Normally Close (NC). Type NO adalah switch yang pada saat belum berfungsi (awal), keadaan switch nya sudah terbuka. Dan akan menutup (tersambung) bila switch tersebut ditekan. Kebalikannya adalah type NC. Masing-masing type switch ini punya kegunaan tersendiri sesuai dengan kebutuhannya.

Simbol Switch
kilk gambar untuk perbesar
Penggunaan switch pada sepeda motor sangatlah banyak, mulai dari Switch Starter, Switch Lighting, Switch Winker, Switch Dimmer, Switch Horn, Switch front Stop, Switch rear stop, dan lain-lain. Kesemua itu mengaplikasikan kedua type switch, yaitu NO dan NC. Misalnya pada Switch Front Stop, digunakan type NC, sedangkan switch lainnya digunakan type NO.

4. Relay Winker
klik gambar untuk perbesar
Prinsip kerja, kegunaan, simbol-simbol dan lain sebagainya. Relay Winker merupakan salah satu contoh penggunaan relay yang dapat kita temui pada unit sepeda motor. Secara umum, relay winker dikenal juga sebagai flasher.

Kegunaan dari relay winker adalah sebagai penghubung sumber arus (battery/AC Gen) dengan beban (Winker Lamp) dan sebagai pengatur ON-OFF (Kedipan/blinking) dari winker lamp itu sendiri.

Lampu Winker dapat berkedip karena adanya relay winker ini. Berkedipnya lampu winker ini karena di dalam relay dilengkapi juga dengan sebuah kapasitor dan resistor. Seperti yang telah kita pelajari, dimana kapasitor merupakan komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik, maka kemampuan pengisian dan pengosongan kapasitor ini dimanfaatkan untuk mengatur kedipan pada winker.



















5. Relay Starter
Berbeda dengan Relay Winker, relay starter tidak dilengkapi dengan kapasitor dan resistor, tapi murni relay biasa sehingga struktur komponen maupun prinsip kerjanya sama persis dengan sebuah relay biasa tapi dengan kemampuan Hantar Arus pada kontaknya yang lebih besar. Kegunaan dari relay Starter adalah meneruskan arus listrik yang besar dari battery ke Motor Starter untuk starting engine.

6. Fuel Unit
klik gambar untuk perbesar
Fuel unit adalah suatu alat yang disimpan di dalam fuel tank yang berfungsi sebagai sensor level ketinggian fuel/bahan bakar dalam fuel tank. Prinsip kerjanya dengan memanfaatkan kemampuan mengambang/floating dari pelampung di atas permukaan benda cair. Dengan cara ini, pada bagian ujung pelampung yang menempel pada fuel unit ditempatkan suatu resistor variable yang akan menunjuk pada skala tertentu kemudian data ini disampaikan ke fuel meter sehingga kita dapat membaca ketersediaan bahan bakar dalam kendaraan kita. Baik yang digital maupun yang analog, cara kerjanya sama. Yang membedakan adalah output pembacaan pada speedometer.

 7. Fuse atau Sekering
klik gambar untuk perbesar
Fuse atau yang kita kenal juga sebagai sekering adalah komponen yang digunakan sebagai pengaman atau pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan arus listrik.


Ada dua jenis fuse pada kendaraan bermotor yang sering kita jumpai, yaitu Glass Tube Fuse (Cylindrical Fuse) dan Blade Fuse.

Kapasitas Fuse dirancang sedikit lebih besar dari beban sebuah sirkuit. Jika kapasitas fuse terlalu besar dalam sebuah sirkuit, dapat menyebabkan terjadi kebakaran. Oleh sebab itu, harus sangat diperhatikan dalam pemilihan fuse.
Fuse yang bagus harus bisa memutuskan aliran listrik dengan segera bila beban yang melewatinya melebihi kapasitasnya.

Satu hal yang harus diingat, jangan pernah menghubung singkat (jumper) fuse apabila putus karena akan sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kerugian  yang lebih besar. Gantilah segera fuse yang putus dengan fuse yang baru.

8. Horn atau Klakson

klik gambar untuk perbesar
Horn merupakan perangkat isyarat komunikasi pada kendaraan bermotor yang berguna untuk memberikan sinyal atau tanda peringatan kepada pengendara lain.
Suara dari horn diatur sesuai ketentuan yang berlaku, baik berdasarkan JIS maupun ketetapan pemerintah. Pada umumnya, Horn yang digunakan memiliki volume antara 95 sampai 115 dB serta frekuensi antara 300 sampai 350 Hz. Pengaturan seperti ini berguna secara safety dan etika.

Prinsip Kerja Horn/Klakson :
Dengan memanfaatkan prinsip induksi magnetik, kumparan yang ada pada horn akan bersifat magnet dan menarik diaphragma sehingga terjadi peningkatan tekanan udara pada air gap dan menyebabkan diaphragma bergetar. Getaran diaphragma ini yang kemudian menyebabkan timbulnya suara horn seperti yang kita dengar. Dengan mengatur jarak air gap dan point gap, akan didapatkan volume suara yang diinginkan serta frekuensi yang sesuai.

9. Wiring Harness
klik gambar untuk perbesar
Wire Harness merupakan part yang sangat penting yang digunakan untuk menghubungkan bermacam-macam part elektrik dalam sebuah unit sepeda motor dan bisa diasumsikan sebagai urat nadi sebuah kendaraan bermotor.

Wire Harness tersusun atas sejumlah kabel dan connection terminal pada setiap ujungnya yang berguna untuk menghubungkan satu part dengan part lainnya dan juga kepada Sumber Arus listrik.

Pada Wire Harness akan kita temui banyak warna dari setiap kabelnya. Masing-masing warna memiliki arti dan tujuan tersendiri.
SEKIAN SEMOGA BERMANFAAT..tutorial videonya klik disini..!!!
wassalam
bangdjo
jangan lupa like - komentar - +1 - join member

No comments:

Post a Comment

"Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar"