V Matic adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban belakang melalui
sabuk V yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulley menggunakan
prinsip gaya gesek .
Dengan demikian, pengendara akan terbebas dari beberapa gangguan yang
berhubungan dengan sistem operasi kopling dan perpindahan gigi. Bahkan
pengendara pemula pun akan mudah untuk menikmati kenyamanan dalam mengendara.
klik gambar untuk perbesar |
Komponen Dasar
Dalam sistem V matic, drive belt menghubungkan antara drive pulley (terpasang
di crankshaft) dengan driven pulley
(terpasang didrive shaft). Gaya penggerak yang ditransmisikan melalui drive
shaft selanjutnya akan ditransmisikan menuju roda belakang melalui reduction
gear.
klik gambar untuk perbesar |
Drive pulley tersusun atas drive face (secara baik dan tepat terpasang pada
crankshaft) dan moveable drive yang dapat bergerak sliding di crankcase,
memberikan perubahan diameter dari drivepulley, yang merupakan hasil yang
dipengaruhi oleh putaran mesin.
Didalam V matic belt casing, temperatur meningkat akibat panas dari mesin
melalui crankshaft, selain itu juga panas muncul akibat dari gesekan antara
pulley dan sabuk.
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada drive belt yang terbuat dari karet
sintetis akibat panas yang ekstrim, maka untuk mendinginkan sabuk tersebut,
beberapa design model dari drive face mulai menggunakan fin untuk mengalirkan
udara dari luar ke dalam casing.
Konstruksi dari Moveable Drive Face
Movable drive face
adalah komponen utama untuk mengontrol rasio transmisi sistem V matic. Antara ramp plate dan movable drive face (dapat sliding)
dipasang weight roller yang dapat bergerak radial akibat gaya sentrifugal seiring dengan meningkatnya
putaran mesin.
Sebuah pegas
terpasang pada driven pulley, pulley lainnya dari system V matic, selalu
memberikan gaya
pada arah mengencangkan sabuk. Ketika gaya
sentrifugal yang dihasilkan kecil akibat putaran mesin yang rendah, diameter
drive pulley juga dalam keadaan kecil. Hal tersebut diakibatkan movable drive
face tertekan kearah ramp plate oleh ketegangan sabuk yang dimunculkan akibat gaya pegas pada driven
pulley.
klik gambar untuk perbesar |
Kontruksi Driven Pully
klik gambar untuk perbesar |
Driven pulley
terpasang pada drive shaft. Terdiri dari driving pulley untuk menerima gaya dari sabuk, dan
kampas tipe kopling kering (dry clutch) sentrifugal otomatis.
Driven pulley
memiliki driven face dan movable driven face yang bergeser pada poros. Movable
driven face selalu menekan kearah driven face yang lain akibat gaya pegas. Dengan demikian, kedua driven face mencoba untuk
saling mendekat, meningkatkan diameter dari pulley, dan akan memberikan tegangan
sabuk yang sesuai selagi menghindari slip. Mekanisme
ini akan selalu memberikan rasio transmisi yang rendah.
Transmisi Daya dan Bagaimana Kecepatan akan Berubah
klik gambar untuk perbesar |
Selama idle ketika unit baru saja dijalankan, rasio transmisi dalam keadaan rendah karena putaran mesin juga kondisi rendah.
Apabila putaran/kecepatan mesin ditingkatkan, gaya sentrifugal mulai bekerja pada weight roller dan rasio gigi akan meningkat secara otomatis.
Apabila putaran/kecepatan mesin ditingkatkan, gaya sentrifugal mulai bekerja pada weight roller dan rasio gigi akan meningkat secara otomatis.
Cara Kerja Kopling sentrifugal Otomatis.
Secara umum, V matic diperlengkapi dengan kampas kering tipe kopling
sentrifugal otomatis. Pelat Clucth drive diperlengkapi dengan clutch weight yang
dapat berputar pada pivot centernya akibat gaya sentrifugal. Clucth weight akan
tertarik oleh pegas sehingga diameter kopling secara keseluruhan akan menjadi
lebih kecil. Lining terpasang pada bagian luar dari clutch weights dan lining
ini akan mentransmisikan daya melalui gesekan.
klik gambar untuk perbesar |
Dengan kampas kering kopling Sentrifugal, apabila putaran mesin
ditingkatkan, clutch weights akan mengembang ke arah luar akibat gaya
sentrifugal, menekan clucth shoe lining ke clucth outer dan mentransmisikan
gaya gesek.
untuk motor skuter yang dilengkapi dengan V matic system, kopling akan
senantiasa tidak terhubung walaupun clutch outer berputar dengan kecepatan
tinggi, kecuali kopling akan terhubung jika putaran mesin ditingkatkan. Dengan
demikian, apabila pengendara mengendarai motornya dengan kondisi jalan menurun,
engine breaking tidak akan bekerja
walaupun kecepatan kendaraan bertambah. Sistem Operasi Dry Shoe Tipe Sentrifugal Otomatis
klik gambar untuk perbesar |
Ketika mesin dalam keadaan idle atau tidak berjalan, clutch shoe lining dan
clutch outer tidak saling kontak, dan kopling dalam keadaan tidak terhubung
penuh.
Ketika clutch shoe lining mengembang dan kontak dengan clutch outer, ini
dinamakan kondisi ”Clutch-In”. Putaran mesin pada kondisi ini disebut dengan
”Clutch-In Speed”.
Sesaat setelah ”clutch-in”, masih terdapat perbedaan kecepatan antara
clutch weights dan clutch outer, dan kopling masih berlanjut slip, belum terhubung
penuh. Apabila throttle dibuka lebih lanjut pada saat tersebut, dan putaran
mesin meningkat dan kampas rem akan menekan kuat clutch outer akibat gaya
sentrifugal. Sebuah kondisi dimana daya yang ditransmisikan oleh kopling dan
keluaran mesin akan setimbang dan putaran mesin tidak akan meningkat lagi pada
titik tertentu. Putaran mesin pada kondisi ini disebut ”Clutch stall speed”.
Untuk kopling sentrifugal otomatis, torsi yang dapat ditransmisikan pada saat
clutch stall speed dengan kopling setengah terhubung adalah torsi maksimum.
Ketika kopling setengah terhubung, kecepatan clutch outer secara bertahap
akan meningkat, dan akan berjalan tanpa ada slip yang terjadi. Kondisi ini
dinamakan Kopling penuh terhubung.
Karakteristik Transmisi V Matic
Karakteristik Transmisi V Matic
1. Perpindahan pada akselerasi dengan
throttle penuh terbuka.
Gambar dibawah menunjukkan karakteristik V Matic mulai dari berhenti dan
akselerasi hingga kecepatan maksimum dengan throttle terbuka penuh.
Ketika
engine dalam keadaan idle, driven pulley berputar dengan kondisi rasio
rendah terhadap putaran crankshaft. Kopling dalam kondisi tidak terhubung
dan daya tidak ditransmisikan ke roda belakang. Kendaraan tidak berjalan.
klik gambar untuk perbesar |
1 – 2. Ketika throttle dalam keadaan terbuka penuh, driven pulley meningkatkan kecepatannya dan clutch weight mengembang akibat gaya sentrifugal. Ketika mesin mencapai clutch-in speed, kopling dalam keadaan setengah terhubung dan kendaraan mulai berjalan.
2 – 3 Mesin
meningkatkan putarannya sedangkan kopling masih slip dan mencapai kondisi
clutch stall speed.
3 – 4 Mesin mengatur clutch stall speeed, ketika clutch outer meningkatkan kecepatannya dari saat slip hingga tidak ada perbedaan kecepatan antara outer dan clutch shoes.
4 – 5 Ketika kopling sudah dalam keadaan penuh terhubung, putaran mesin meningkat dengan transmisi V matic dalam kondisi rasio rendah, dan putaran mesin meningkat secara konstan. Dengan meningkatnya kecepatan kendaraan, kecepatan drive pulley juga meningkat dan gaya sentrifugal yang bekerkja pada weight rollers semakin meningkat juga.
klik gambar untuk perbesar |
6 – 7 Ketika perpindahan gigi telah mencapai area rasio top, putaran mesin dan kecepatan kendaraan akan meningkat secara proportional. Dengan kondisi tertentu biasanya akan sangat sulit untuk berakselerasi apabila tercapai kesetimbangan antara putaran mesin dan resistansi jalan dan kecepatan kendaraan pada kondisi ini disebut kecepatan maksimum.
Perpindahan dengan Throttle tertutup penuh saat Deselarasi
klik gambar untuk perbesar |
7-8 Gaya tarik yang sangat besar diterima oleh
sabuk dan masih terdapat sedikit slip antara sabuk dan pulley ketika kendaraan
berjalan pada putaran maksimum (Vmax) dengan kondisi throttle terbuka penuh dan
daya mesin maksimum pada putaran tersebut. Lebih lanjut, sabuk tersebut
mentransmisikan daya yang sangat besar, sedikit mengalami perubahan bentuk
akibat terjepit diantara pulley. Dengan demikian ketika secara tiba-tiba
(spontan) gaya penggerak dihilangkan, putaran mesin secara akan langsung
sedikit menurun.
9-10 Dengan menurunnya kecepatan kendaraan,
kecepatan drive pulley juga akan turun. Ketika gaya sentrifugal yang terjadi
pada weight rollers semakin kecil , lebih kecil dari gaya pada pegas driven
face, maka perpindahan gigi ke gigi lebih rendah terjadi. Ketika weight roller
kembali ke posisi awal sebelum perpindahan gigi ke rasio yang lebih tinggi dan
lebar pulley kembali mengecil atau rasio menjadi Low Ratio maka proses
perpindahan transmisi telah selesai.
klik gambar untuk perbesar |
Keadaan ini akan berlanjut hingga kecepatan drive
pulley akan semakin menjadi rendah dan akhirnya kopling akan terlepas tidak
terhuubung.
11-12 Ketika kopling dalam keadaan tidak
terhubung, putaran driven pulley menjadi rendah, putaran mesin akan turun
secara drastis (drop) hingga putaran mencapai idle. Engine braking akan tidak bekerja dan kendaraan
akan berjalan hanya karena gaya inersia. Kecepatan kendaraan secara bertahap akan turun hingga akhirnya kendaraan
akan berhenti.
2. Perpindahan pada akselerasi dengan throttle tidak penuh terbuka.
Gambar dibawah menerangkan mengenai karakteristik
V Matic ketika dari berhenti (throttle setengah
terbuka) hingga berakselerasi
dengan tetap menggunakan throttle setengah terbuka.
klik gambar untuk perbesar |
1-2 Adalah tahapan mulai dari berjalan hingga
titik dimana kopling penuh terhubung pada rasio rendah, tahapan ini sama dengan
tahapan apabila throttle dalam keadaan penuh terbuka. Pada kondisi throttle
setengah terbuka tenaga mesin akan menjadi lebih kecil, tegangan yang bekerja
pada sabuk juga demikian dibandingkan dengan kondisi throttle terbuka penuh,
sehingga gaya yang mencekam sabuk di pulley untuk menggerakkan drive face mencapai
low ratio akan lebih kecil.
Dengan demikian perpindahan transmisi
terjadi pada putaran mesin yang lebih rendah dibandingkan dengan full throttle
acceleration.
2-3 Pada area perpindahan transmisi, peningkatan
kecepatan kendaraan hampir sama dengan putaran mesin. Karakteristik dari
perubahan putaran mesin dan peningkatan tingkat kecepatan kendaraan tergantung
darikesetimbangan antara massa dari weight roller, bentuk konstruksi bagian
dalam dari movable drive face dan ramp plate tempat dimana weight roller akan
bergerak, Kekuatan dari pegas pada driven face, dan tenaga mesin. Proses ini diakhiri
dengan pulley telah mencapai posisi akhirnya dan perpindahan telah selesai
pada rasio Top.
klik gambar untuk perbesar |
3-4 Ketika gigi telah berpindah ke rasio top, kendaraan akan berakselerasi hingga daya mesin dan resistansi jalan mencapai kesetimbangan. Bagaimanapun juga, jika sudut throttle sangat kecil sehingga daya mesin dan resistansi jalan akan mencapai kesetimbangan sebelum mencapai posisi transmisi top, maka akselerasi akan berhenti pada titik 4 dan kendaraan akan berjalan secara kontinyu pada kecepatan terssebut.
Torque Cam dan Pengenalan Kick Down
Ketika rasio berpindah dengan perubahan lebar driven pulley, movable driven face akan berputar dan bergeser sepanjang torque cam. Pin yang membatasi pergerakan dari cam terpasang pada driven face, dan movable driven face akan terdorong ke arah driven face oleh gaya pegas.
klik gambar untuk perbesar |
Ketika sejumlah besar gaya penggerak dibebankankan
terhadap drive belt pada waktu kendaraan berjalan dengan kecepatan konstan,
movable driven face lebih lanjut akan tertarik ke arah dimana movable driven
face berputar relatif terhadap driven face. Lebih lanjut, movable driven face
akan bergerak ke sisi rasio yang lebih rendah tertarik oleh kerja dari torque
cam.
sebaliknya, ketika sejumlah driving force diturunkan, gaya thrust yang dihasilkan dihasilkan torque cam akan semakin kecil dan movable driven face akan bergerak ke bagian atas menuju sebuah titik dimana gaya sentrifugal yang bekerja pada weight roller akan setimbang dengan gaya pegas.
Dengan kerja torque cam, apabila throttle ditutup
ketika akselerasi, rasio akan berpindah ke Top, yaitu sama dengan perpindahan
transmisi ketingkat lebih tinggi secara automatis.Sebaliknya, apabila throttle
dibuka ketika motor berjalan dengan kecepatan kostan, rasio akan berpindah
turun, yaitu sama dengan pemindahan turun otomatis. Perpindahan turun transmisi
secara otomatis ketika throttle terbuka dinamakan ”kick down”.
klik gambar untuk perbesar |
Perpindahan ketika Cruising setelah menggunakan throttle penuh terbuka
Gambar dibawah menerangkan karakteristik V matic ketika berjalan dengan kecepatan konstan setelah start dengan kondisi throttle terbuka penuh dari mulai kendaraan berhenti hingga mencapai kecepatan tertentu.
klik gambar untuk perbesar |
1-2 Setelah dihidupkan, kopling terhubung dan kendaraan
berakselerasi pada low ratio, dimana kondisinya sama dengan throttle penuh
terbuka.
2-3 Ketika mesin mencapai area perpindahan, gaya sentrifugal pada
weight rollers akan menjadi lebih besar dari gaya pegas pada driven face, dan
juga rasio perpindahan akan secara bertahap berpindah dari low ke posisi Top.
Rasio pada saat itu berpindah menuju kemungkinan rasio terendah dipengaruhi
oleh kerja torque cam dengan kondisi throttle terbuka penuh.
3-4 Ketika throttle
setengah tertutup untuk menghentikan akselerasi dan melaju bebas, gaya thrust dari torque cam
akan menjadi semakin kecil dikarenakan driving force yang turun akibat turunnya
daya mesin. Selanjutnya, lebar dari driven pulley akan bertambah sehingga
memindahkan transmisi ke rasio Top, dimana kondisi ini adalah sama dengan pemindahan
naik transmisi secara otomatis. Rasio transmisi ketika kecepatan konstan cruising dipengaruhi oleh daya
mesin, kecepatan kendaraan, Setting dari V matic.
Shifting in Full Throttle Acceleration setelah cruising
Gambar dibawah menjelaskan karakteristik V matic dengan kondisi
akselerasi pada throttle terbuka penuh, setelah cruising pada kecepatan
konstan.
1 rasio transmisi ketika cruising adalah diantara kurva
akselerasi throttle penuh terbuka dengan kurva deselerasi trottle penuh tertutup
dan rasio tersebut akan setimbang pada kemungkinan tertinggi.
klik gambar untuk perbesar |
1-2 Ketika throttle dibuka dan driving force meningkat,
tegangan pada sabuk akan menjadi lebih kuat dan digunakan untuk meningkatkan
kecepatan dari driven pulley. Selanjutnya movable driven face akan mencoba
untuk meningkatkan kecepatannya akibat tegangan sabuk, percepatan tiba-tiba yang
terjadi lebih cepat daripada peningkatan kecepatan pada driven face yang
terhubung dengan roda belakang.
Pada kondisi ini, sabuk akan bergeser di driven face dan memutar movable driven
face. Pada waktu yang sama, ketika movable driven face berputar relatif
terhadap driven face dan mengacu kepada kerja dari torque cam, gaya thrust akan
dibangkitkan dan membuat lebar dari pulley semakin kecil, memindahkan transmisi
ke rasio Low.
2-4 Setelah “kick down” telah komplit, rasio secara bertahap akan berubah sesuai dengan kecepatan kendaraan yang akan meningkat hingga maksimum seiring dengan digunakannya throttle terbuka penuh.
Kontruksi dan Pengecekan Sabuk V
Sabuk V dibuat dari material komposit karet sintetis, fiber aramid, polyester atau aramid, sebagai inti. Inti fiber akan memberikan resistansi melawan tegangan, membuat mulur yang terjadi, dalam skala kecil dan meredam gaya impak yang terjadi.
klik gambar untuk perbesar |
Sabuk V akan mendapat beban yang sangat
kuat, terdorong ke arah lateral, mentransmisikan daya melalui gaya gesek dengan
permukaan pulley. Sangat perlu untuk memberikan luas penampang yang cukup untuk
melindungi kekakuan sehingga tidak akan berubah bentuk ketika dilakukan
pepindahan transmisi. Akan tetapi, apabila luas penampang diperbesar untuk
mendapatkan sabuk yang lebih tebal, akan mengakibatkan sabuk untuk sulit
melengkung pada kondisi radius pulley yang kecil.
klik gambar untuk perbesar |
Untuk motor skuter kecil, sabuk memiliki gigi
hanya didalam, sedangkan untuk motor skuter besar, menggunakan double gigi,
dibagian dalam maupun bagian luar.
sesuai seperti yang terlihat pada gambar dan bukan ukuran lebar sabuk yang terlebar.
Sekian Semoga Bermanfaat..
wassalam
bangdjo
jangan lupa like - reaksi - komentar - g+1 - join member
No comments:
Post a Comment
"Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar"